Bisul enggak hanya muncul di badan. Begitu
juga jerawat, tak hanya timbul di wajah. Tapi, kalau melihat ‘bisul’
nongol di ban, rasanya baru aneh dong. Tetapi, kondisi seperti ini juga
kerap terjadi dan menghinggapi karet bundar pacuan.
Biar enggak bingung soal bisul, maksudnya salah satu sisi ban yang permukaannya lebih menonjol dari tapak standarnya. Apalagi dilihat dari samping. Makanya disebut bisul. He..he..he...
"Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya kondisi seperti ini. Tetapi, masalah utamanya karena ada kerusakan carcass,” ujar Dodiyanto, Marketing – Product Development PT Gajah Tunggal selaku produsen ban IRC.
Carcas adalah lapisan dasar dari tapak ban. Ada tiga bahan yang bisa dipakai. Yaitu, nylon, kevlar dan polyster. Tetapi, nylon yang umum digunakan. Bicara soal kerusakkan carcass, pemicunya bisa beragam.
Pertama, bisa ditimbulkan dari tekanan angin ban yang tak sesuai. Ya! Ketika tekanan angin di bawah standar yang diharuskan pabrikan, ban tetap digunakan secara terus-menerus.
Ada lagi pemicu lainnya. Yaitu, dengan kondisi ban yang di bawah tekanan angin standar, tapi pemakaian ban diberikan beban yang berlebih. Kondisi ini jelas tidak normal.
"Bisa juga karena adanya benda asing yang nempel di ban, tetapi tidak segera dicabut dan dibiarkan dalam waktu yang lama,” tambah pria bertubuh subur tapi gempal ini.
Adanya benda asing itu, bisa menimbulkan celah angin. Karena hadirnya celah ini, tentu bisa merusak kelengketan compound dengan nylon atau carcass. Benda asing itu bisa beragam.
Faktor kerusakkan carcass juga bisa kerena si ‘karet hitam’ kerap dipakai di kondisi jalan yang tak mulus alias jalan rusak. Terlebih, dengan tekananan angin di bawah tekanan yang seharusnya dianjurkan pabrikan ban.
Masih ada lagi! Berkendara ekstrem juga bisa membuat aus nylon. Misalnya, karena bukan ban spek balap tapi dipakai buat late braking atau pengereman dekat terus. Kondisi ini bikin ban selalu menerima tekanan keras.
Akhirnya dengan carcass yang rusak, tekanan angin yang masuk ke dalam ban akan mengakibatkan salah satu sisi menonjol layaknya bisul. Itu karena sisi nylon yang rusak ini seakan terpisah dengan carcass di sekitarnya.
Jadi, biar enggak timbul bisul di ban, baiknya sobat lebih perhatikan si karet bundar. Jika ada benda asing melekat, segera lepaskan. (motorplus-online.com)
Biar enggak bingung soal bisul, maksudnya salah satu sisi ban yang permukaannya lebih menonjol dari tapak standarnya. Apalagi dilihat dari samping. Makanya disebut bisul. He..he..he...
"Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan munculnya kondisi seperti ini. Tetapi, masalah utamanya karena ada kerusakan carcass,” ujar Dodiyanto, Marketing – Product Development PT Gajah Tunggal selaku produsen ban IRC.
Carcas adalah lapisan dasar dari tapak ban. Ada tiga bahan yang bisa dipakai. Yaitu, nylon, kevlar dan polyster. Tetapi, nylon yang umum digunakan. Bicara soal kerusakkan carcass, pemicunya bisa beragam.
Pertama, bisa ditimbulkan dari tekanan angin ban yang tak sesuai. Ya! Ketika tekanan angin di bawah standar yang diharuskan pabrikan, ban tetap digunakan secara terus-menerus.
Ada lagi pemicu lainnya. Yaitu, dengan kondisi ban yang di bawah tekanan angin standar, tapi pemakaian ban diberikan beban yang berlebih. Kondisi ini jelas tidak normal.
"Bisa juga karena adanya benda asing yang nempel di ban, tetapi tidak segera dicabut dan dibiarkan dalam waktu yang lama,” tambah pria bertubuh subur tapi gempal ini.
Adanya benda asing itu, bisa menimbulkan celah angin. Karena hadirnya celah ini, tentu bisa merusak kelengketan compound dengan nylon atau carcass. Benda asing itu bisa beragam.
Bersihkan benda asing dari permukaan ban. Carcass rusak jadi penyebabnya (kiri)
Misal, adanya kerikil yang menempel di alur atau got permukaan
ban. Atau, di ban tubeless, akibat dari paku yang menempel dan tidak
segera dicabut. Ya, dibiarkan berlama-lama.Faktor kerusakkan carcass juga bisa kerena si ‘karet hitam’ kerap dipakai di kondisi jalan yang tak mulus alias jalan rusak. Terlebih, dengan tekananan angin di bawah tekanan yang seharusnya dianjurkan pabrikan ban.
Masih ada lagi! Berkendara ekstrem juga bisa membuat aus nylon. Misalnya, karena bukan ban spek balap tapi dipakai buat late braking atau pengereman dekat terus. Kondisi ini bikin ban selalu menerima tekanan keras.
Akhirnya dengan carcass yang rusak, tekanan angin yang masuk ke dalam ban akan mengakibatkan salah satu sisi menonjol layaknya bisul. Itu karena sisi nylon yang rusak ini seakan terpisah dengan carcass di sekitarnya.
Jadi, biar enggak timbul bisul di ban, baiknya sobat lebih perhatikan si karet bundar. Jika ada benda asing melekat, segera lepaskan. (motorplus-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar